17 January 2009

Memilih Belum tentu Jadi Pilihan.

Labels:

Memilih Belum tentu Jadi Pilihan.

Karena banyak berkunjung ke ruang2 temen yang banyak menulis tentang cinta dan pergaulannya dengan sifat alamiah dasar perasaan, yang berupa suka dan luka. Jadi pingin mengulas lagi tentang kisah seorang temen dan pergelutannya dengan persoalan cintanya. Kenapa aku berani menuliskan disini karena aku terlibat juga dalam persoalan2 cintanya. Dan kebetulan cinta yang ingin aku bicarakan disini cinta yang paling dicari oleh setiap makhluk hidup cinta kepada lain jenis, lain kelamin dan lain nafsu. Dan mungkin bisa jadi bahan renungan ketika kita nekat memutuskan untuk turut andil dalam peremukkan hati atau penggembungan perasaan menyayangi yang menjadi candu dan letupan2 yang terkadang lepas kendali. Kemarin temanku akhirnya menikah juga. Dan memang keputusannya untuk segera menikah aku anggap wajar. Dan ketika aku tanya kenapa secepat itu, temanku menjawab aku pingin diposisi aman. Tidak lagi harus terjebak dengan urusan2 lobi2 camer[calon mertua] yang terlalu banyak menuntut kesempurnaan. Aku paham sekali maksud dari pernyataan sikapnya.

Temenku[si A] ini sosok orang yang lumayan terbentuk idealismenya. Kalo ngomongin debat persoalan sosial politik dan kebudayaan. Aku terima mundur pelan2 atau diam seribu bahasa. Kenapa? Jelas aku kalah referensi, acuan2 yang dipegangnya lumayan mutakhir. Kegemarannya bergaul dengan orang2 cerdas dan menyempatkan meracuni otaknya dengan teori2 keagungan ilmu pengetahuan di ruang baca perpustakaan, disudut toko buku Gramedia sembunyi2 dan sedikit anarkis dengan membuka buku2 bersegel lalu membacanya dengan disertai acara kejar2an dengan satpam sudah menjadi makanan sehari2n yang dikunyah lahap. Dan tak kalah salut aku dibuatnya, sikap militan si A pegang teguh sampai terkhir ngobrol denganku minggu kemarin, membuat si A terbentuk menjadi sosok yang dikagumi dikalangannya. Tapi jangan sekali2 menyuruhnya untuk sholat? Pernah ada temen lagi dengan pemikiran fundamentalis level ringan, sergap menarik si A untuk ikut dengannya ke masjid dekat kampus. Seketika itu juga si A menolak ajakan itu. katanya: "Setahuku Tuhanku gak seresek kamu!!". Dari situ aku belajar, si A punya prinsip sendiri soal agama substansi dan pengejawantahan penerapannya. Dan itu aku hormati. Sempet juga ku tanyakan kepadanya kenapa sholat begitu tidak terlalu penting baginya. Katanya: "Aku punya jalan sendiri untuk membangun relasiku dengan Tuhanku, dan ku harap suatu saat biar aku sendiri yang menjawabnya...". Sekali aku pancing lagi, katanya: "Gak ada aturan kebaikkan diukur dari rajin tidaknya kita mengaji to sholat lima waktu, bagiku Tuhan memberi banyak alternatif jalan untuk kita menggauli janji2-Nya tentang surga. Aku yakin seorang kyai belum bisa dikatakan agen2 janji surga, mereka bukan penyelamat kita untuk menuju surga. penyelamat kita adalah diri kita sendiri.". Aku diam, ku selipkan humor, katanya sambil tersenyum "Aku bukannya males untuk menjalani aktivitas ritual sholat, gak pernah terbesit olehku sholat itu menjemukan. Aku hanya jemu ketika aku sholat aku tidak bisa berdialog mesra dengan Tuhanku, karena keterpaksaan. Ya kamu tahu sendiri siapa sih yang mau ngasih sesuatu yang indah kalo kitanya aja yang meminta karena keterpaksaan. Sama dengan kan?". Dan begitulah dialog dan diskusi dadakan seperti sering terjadi. Memang persoalan keyakinan dan prakteknya dilapangan itu memang hakiki manusia. Dan si A punya hak untuk dia menikmati dengan caranya sendri. Persoalan2 duniawi dan akhirat buat si A adalah privasi paling tinggi dan orang lain gak punya hak untuk mengopreknya. Dengan alasan apapun kebaikkan lah azab lah dan hukum2 kubur lainnya. Namun persoalan itu menemukan titik nadirnya. Setahun yang lalu si A nekat untuk mencintai seorang perempuan [si C]. Si C jebolan pesantren, dari sejarah yang ku ketahui tentang si C dia mengeyam edukasi keagamaan dan pemaknaan sufi'i, semenjak dia dinyatakan bernafas di bumi dan mampu mengolah nalar2nya. Sehingga penetrasi dari ortu si C, begitu kuat mengakar dalam tubuh perempuan putih berparas ayu itu. Perkenalan mereka aku tidak terlalu peduli. Yang jelas perkenalan mereka karena ketidaksengajaan. si A menjadi moderator di acara yang si C jadi salah satu pesertanya. Perjalanan cinta mereka cukup indah setidaknya itu yang ku dengar ketika si A berpantun dalam bahasa2 asmara. Dan bisa aku tebak setiap hari jumat sabtu minggu senin. Si A tidak di Jogja, pamitnya "teman aku ingin 'menghamili' pacarku dengan cintaku yang teramat kepadanya". Yah aku ikut senang dengan perjalanan cintanya setidaknya dalam milis kami si A selalu bangga dengan sikap berontak si C yang terlalu terkekang dengan aturan2 yang dibakukan oleh ortu si C. Waktu berjalan gak begitu cepat, kisah cinta si A dan si C selalu bisa terpantau di milis. Teman2 se komunitaspun ikut senang, karena dari kalangan kami si A lah yang paling sulit juga diajak kompromi persoalan cintanya dengan perempuan. Kadang perjodohan yang kami rancang untuknya, berakhir mentah ketika.. "Aku belum merasa perlu kalian jadikan binatang piaraan yang perlu dikawinkan untuk memperpanjang kebahagiaanku, aku bisa mandiri untuk urusan cinta dan kelaminku. peace". Hingga pada suatu saat milis komunitasku heboh. Tulisan si A begitu acak2an, amburadul penuh umpatan. salah satunya "KENAPA AGAMA SELALU MENGANGGAP ORANG SEPERTI AKU ADALAH HITAM, APA MEREKA PIKIR PUTIH ITU BUKAN JELMAAN DARI HITAM??? PUTIH BUTUH HITAM UNTUK EKSISTENSI, UNTUK BISA DISALAHKAN UNTUK BISA DIKUATKAN PEMBENARAN2 TENTANG HAKEKAT AKHLAK NORMA ATURAN YANG BAGIKU K.O.N.Y.O.L!!! DASAR BUDAK2 FUNDAMENTALIS". Dan sontak milis menjadi lebih rame, tulisan2 si A dikomentari oleh teman2 dengan beragam pemikiran. Walaupun aku tahu dibalik itu semua, si A telah menjadi seorang pesakitan. Dan dia sakit karena disakiti kerak2 perasaannya. Ku raih telpon..."....dia memilih disenggamai ustad...janjinya untuk melawan, terhapus begitu saja... begitu saja...". Diam. Ku tutup telpon, aku tahu sekali si A perlu sendiri, menikmati hari2nya menjadi seorang pesakitan hati. sesekali ku telpon sekedar pingin tahu kabarnya. Dan si A baik2 saja. Emosinya kian meredam, namun tidak menghentikkannya untuk bersikap skeptis dengan pola2 terkonsep tentang agama dan aturan2 yang kurang luwes. Sampai si A memutuskan menikahi seorang perempuan yang memang sedari awal telah jatuh hati kepada si A. Perempuan itu adalah bagian dari komunitas kami. Ternyata cinta itu terkadang gak jauh2 banget dari tempat kita, ketika meyakini cinta harus dicari sampai ke daratan Mekah sekalipun. Dan ternyata Memilih Belum tentu Jadi Pilihan.

44 comments:

Ajeng said...

Wow... Itu kisah nyata ya Mas?

Anonymous said...

yaa... begitulah kadang saya juga sering bertanya2 gimana caranya berdialog mesra dengan Tuhan dalam sholat saya.

Anonymous said...

Aku sepakat dengan temanmu itu...

FATAMORGANA said...

Ternyata cinta itu terkadang gak jauh2 banget dari tempat kita, ketika meyakini cinta harus dicari sampai ke daratan Mekah sekalipun. Dan ternyata Memilih Belum tentu Jadi Pilihan.

Menurut saya sih, Memilih belum tentu dipilih.
Dengan kata lain pada wkt kita mencintai someone belum tentu orang itu juga mencintai kita.

DavidMIqbal said...

pasti kisah nya y

awie said...

di pilih atau pun memilih bukan persoalan yang gampang,klo menurut aku yng penting niat kita bagai mana gtw kan kang ( lam kenal aja dari orang cilacap)

Anonymous said...

Wah, memang susah kalo hati tertutup untuk menerima masukan. Yang bener hanya dirinya sendiri, bahkan agama juga disalahkan hiks... Memang benar, terkadang melawan adalah bentuk kekritisan, tapi kalau melawan terus apa ya namanya. Yah, masih mendingan lah yang penting tidak merugikan orang lain he..he..

Yup, by the way, any way, busway, memang selalu ada orang2 seperti itu. Dan yang saya salut, wawawuwiwowa yang bisa bergaul dengan aneka ragam manusia dengan keunikan2 sifatnya. Muantabs, luwes, keren dan ini patut ditiru.

Unknown said...

memang,
sebelum tahu dua harus memahami satu, tidak boleh dibalik, yaitu:
KETUHANAN YANG MAHA ESA

Anonymous said...

"Setahuku Tuhanku gak seresek kamu!!"

Saya juga pernah mengatakan kalimat semacam itu pada temen yang menurut saya fundamentalis. Resek banget ketika saya tidak solat.

Saya tidak mau berdebat atau sekedar berdiskusi dengan orang-orang macam itu. Sebab, apa pun temanya, kesimpulannya pastilah Khilafah Islamiyah (omong kosong).

Anonymous said...

kadang cinta jatuh pada tempat yang salah...dan saya rasa banyak yang pernah mengalaminya..padahal didekatnya ada cinta sejati yang sedang menunggu...

Anonymous said...

kisah yg menarik. sama saja saat kita mencari damai kemana2, ternyata damai gak jauh2, ada di hati kita sendiri

cinta juga sepertinya begitu. seringkali mendengar kejadian seperti di atas. seseorang sibuk mencari cinta entah kemana. eh, ternyata sang cinta ada di depan mata

mungkin waktu cinta yg sebenarnya tengah menyapa, si A tengah disibukkan dg hal2 lain sehingga pemikirannya terdistorsi :)

chairani uni said...
This comment has been removed by the author.
chairani uni said...

saya juga punya beberapa teman yang memilih untuk skeptis terhadap agama. tidak mau solat.
mereka tidak salah..
agama hanya sebuah jalan..
dan untuk menuju tuhan ada beribu jalan

cinta juga begitu mungkin..
rute yang tersedia terlalu banyak.
saya sendiri kebingungan..

(by the way..ad komen balasan di blog saya)
nuhun..

chairaniuni

Anonymous said...

Ehemm, jadi begitu kisahnya?? eumm,.. mau bicara nyinggung agama sensitif sepertinya(sama sensitifnya dengan $/money)..heuff,..well,.. eumm, baik sedikit saja, cuma mau bilang sepertinya aku justru sependapat dengan tokoh si A. aku seperti itu..!!

-A pa bengong?
-A ga nyangka?
-A ya ampun?
-A masa sehhh??
-Ah, inikan hanya komentar,.. bila dalam waktuku kan menggangu, tak seorangpun kan merayu,..tidak juga.. Kauuuu * hayyahh..lhoo, kenapa jadi baca pusinya si kairil anwar* dwuhh.. aku harus minum obat.. permisi #$%%$$#@!!@#&^%

else said...

hmmmm postingnya agak berat (diganduli besi berapa ton mas?)
setiap org memang punya pandangan & pemahaman tersendiri terhadap "Tuhannya"
Namun kebenaran sejati adalah kebenaran yang bersandar pada sang Khaliq.
masalahnya banyak penafsiran trhdp ini.
jd inti dari komen ku ini apa?
tanyalah pada rumput yg bergoyang (klo rumputnya blom dicabuti lho ya)

Unknown said...

Kadang kita harus memilih pilihan sulit..diantara yang paling sulit...
tak ada yg benar benar hitam..dan tak ada yang benar benar putih di dunia ini....

Fei said...

satu hal, gue gak peduli dengan topiknya. yang gue peduli adalah deretan kosakata itu, membuat gue kepingin terus baca samapai akhir. riak2nya buat gue gak bisa berkedip dan baca awal itu gue dapatkan dari blog teman dr tempat antah berantah.

mampir2 kawan
gue punya dua naungan www.lelakianeh.blogspot.com itu tempat gue bercerita dan www.lemari-baju.blogspot.com adalah etalase coret-coret gue.

Anonymous said...

hiahahaha, sdikit spendapat sama faizz.
sbnernya gw rada benci sama yang namanya artikel yang nga gapake paragraf.

tapi gaya bahasa dirimu enak dibca seno...
membuat diriku terbuai "sodomi2" kosakatamu yang indah.. yiahahhaha *ketularan pujangga*

cinta jgn kau pergi..wouwoooo #uhuek2 fales..

mengenai perihal ritual agama, gw ga bisa koment2 hal tersbut hak masing2 individu. meskipun kita sbg muslim punya kewajiban ntuk mnolong teman kita ke jalan yang benar.

gw sendiri ga pernah mengajak teman ritual yang satu "itu" dengan cara fundamentalis alias frontal. dan nga pake acara nyindir2.

cukuplah di mulai dari diri sendiri. dengan sendirinya lingkungan akan mengikuti kita dan terbukti cara ini efektif. apa lagi kyak si A, kelas berat booo... wakakakkaka.

mengenai cinta si A dengan si C,
ibarat buah ga bakal jatuh jauh dari pohonnya.

memang cocok yang satu terkekang dan yang satu lagi mempunyai jiwa pemberontak. karena tuhan menciptakan pasangannya masing2 untuk saling melengkapi dan berbagi.

off the record..
wuaaa baru onlen neh gw no, dari maren nga dapet koneksi.aje gile.

gw : "Dok, pasien dengan nick senoaji dah sembuh blom dok ?"

dokter : "blum pak, masih komplikasi. penyakit gilanya sering kambuh"

WAkakakaka, cabuuut aaahh. takut ketularan:p

Anonymous said...

sikap berontak seseorang, mas, bs tumbuh jadi subur justru bukan krn alasan2 ideologis yg rasional. tapi justru karena sakit hati yang sangat personal. putus cinta, ditolak anak ustadz, mngkn bs jadi temen anda tambah benci sama kaum agamawan. tapi, mngkn dy tak akan menyadari itu. perasaan bekerja jauh lebih liat daripada otak kita.

Senoaji said...

@ajeng:yup itu kisah nyata...

@lyla:bener mbak memang susah berdialog mesra dengan Tuhan....banyak godaannya.

@wendra wijaya:heheheeh waduh temenku banyak fansnya nihh.. wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk

@fatamorgana:bener banget mbak, cinta itu awalnya urusan memilih. membuat pilihan lalu bisa ditolak oleh pilihan, atau 'bersenggama' dengan pilihan itu. yang penting jangan dilacurkan saja pilihan2 kita. wkwkwkwkwkwkkw [kuwur2 nih]

@david:nyaris...

@awie:setuju habis...lam kenal juga

@seno tanpa aji:*pingsan* tersanjung 17 aku... kikikikikikikikikikik... agama banyak disalahgunakan mas. buat ngebunuh bisa, buat memfitnah bisa, buat nyari pacar bisa, atau buat mengingkari Tuhannya pun bisa. Tapi yang lebih penting, ambil sisi manfaatnya untuk kita [kuwur2 lagi nih!] wkwkwkwkwkwkkwkwk

@surayden:berat kata mama else, diganduli pirang2 ton...abot tenan... nyipnyipnyipnyi[ketawa ala alien pengganti wkwkwkwkwkwkwkwk]

Senoaji said...

@Ullyanov:kalo menurutku. relasi vertikal itu urusan pribadi kita, dan orang lain belum bisa dan belum boleh mencampurinya.

@atca:wkwkwkwkwkwk bener banget, cuman kadang cinta emang bikin logika sedikit terganggu dan kebutaan mendadak wwkwkwkwkwkk..

@nita:bener banget, kedamaian bisa datang darimana aja..

@catatanseorang"chairani":mungkin juga, setuju banget, kalo jalan menuju rumah diatas langit itu beribu macam nya.. tinggal pilih

@maswa2n:bebasin aja mas apa yang ada dbenak, kalo gak ntar jerawatan lho... kikikikikikikikikikik

@else:mama else... rumputnya gak mau ditanyain? masalahnya pas datang ke rumput ada tulisan 'UNTUK SEMENTARA RUMPUT GAK MENERIMA PERTANYAAN< DIKARENAKAN LAGI BELAJAR GOYANGAN BARU, "AYO GOYAANNGGG DUUYUUU!!!' gitu ma... gimana dung? kalo aku nanya sama 'semut yang berbaris didinding...' bisa gak? wkwkwkwkwkwkwkwkwk

@septian:sebenarnya kedua pihak itu rentan pencorengan, antara hitam dan putih bisa saja satu titik kecik membuyarkan warnanya masing2

@faizz:tuiiinggg tuinnggg jadi Tersanjung 45 nih, makasih, siap otw ke ruangmu...

@fuda:buset pidato lo panjang banget... wkwkwkwkwkwkwkwk... gini Fud lo kemarin dicariin juga ma tuh dokter gigi, terus dia-nya ngomong ke aku:"Mas fuda itu lo, dah saya beritahukan untuk giginya sering disabun, terus direndem pake air soda, eee...sekarang tau rasa mas fuda, giginya mual2 kan???". Gitu fud. wkwkwkwkwkwkwkwkwk

Senoaji said...

@fuda lagi:btw thanks buat masukkannya ya... ini dah dimulai pake paragrap komen baliknya... heheheheheh.. lu masih jadi macan tutul fud?? hati jgn keluar rumah sembarang, ntar dikirain apaan gitu? yukkk!!

@haris:itulah cinta mas, dampak paling horor adalah penginkaran jati dirinya, namun boleh dibilang temenku bisa berdamai dengan realitas para fundamentalis.

buat yang dah mampir kesini, terimakasih buaaaaaaannnnnnnyyyyyaaaaakkkkkk.

Anonymous said...

Kesalahan, kekurangan, kealpaan tidak bisa kita hindari melainkan hanya bisa kita kurangi, karena apabila ada seseorang yang menganggap dirinya mampu terlepas dari semua itu, maka berilah saran padanya untuk memeriksakan kesehatan hatinya ...

Jodoh, rezeki dan ajal adalah rahasia Ilahiyah, ia tunduk pada hukum sang khalik, hak insani hanya ber ikhtiar ...

Top posting dari kang senoaji ...
Salam

Mister said...

good post!
salut

bhart

Seno said...

makasih ya. lagi sibuk apa nih?

Unknown said...

temanmu si A memang benar, jika saja ia bisa hidup sendiri.

Cebong Ipiet said...

1. brasa baca semut berbaris, kasih paragraf kek
2. tapi gpp tak baca sampe habis kok
3. mengenai urusan ibadah, seneng aja kalo ada yang ngingetin, ga sampe segitunya saya mikir itu termasuk mencampuri urusan pribadi orang...biasa aja kaleeee
4. mengenai yg stress ujung ujungnya itu tadi, setuju ama yg ini sikap berontak seseorang, mas, bs tumbuh jadi subur justru bukan krn alasan2 ideologis yg rasional. tapi justru karena sakit hati yang sangat personal. putus cinta, ditolak anak ustadz, mngkn bs jadi temen anda tambah benci sama kaum agamawan. tapi, mngkn dy tak akan menyadari itu. perasaan bekerja jauh lebih liat daripada otak kita.

gaygayagay apapun itu jangan terlalu, ujung ujungnya stress, kekekek skeptic ...sigh

Kristina Dian Safitry said...

setuju. cinta itu gak jauh2 amat dari lokasi.lho?he..he..aku belum faham apa itu cinta.sehingga sulit untuk mendifinisikanya.tapi kalo cintaku pada orang tua aku bisa mengatakanya.
*ajari aku jatuh cinta donggg...*ngaciiir..

Anonymous said...

ada hitam karena ada putih?

Kabasaran Soultan said...

Wow ...hebat sekali bingkai yang anda pakai untuk mengekspresikan keresahan anda dan keresahan yang juga saya alami dulu .... jawaban atas keresahan tersebut adalah tetap memilih karena itulah yang dapat kita lakukan sementara untuk menjadi pilihan .mari kita serahkan pada-NYA .... Tabik

Anonymous said...

walaahhhh filsafat abis neeh,..manteb,...very open mind...!!

Senoaji said...

@abang:setuju abiss buat mas Abang...

@ngadministrator:makasih...

@seno:lagi sibuk rutinitas seperti biasa... belum ada saweran... ada yang mau nikah kah? mau didokumenterkankah?[ads by senoaji, kikikiikiikikikikkik]

@boykesn:andai saja sih mas...

@cebong ipiet:
1. brasa baca semut berbaris, kasih paragraf kek
-siap, saran segera di oprekkan.
2. tapi gpp tak baca sampe habis kok
-wahhh yang bener, jadi Tersanjung 67
3. mengenai urusan ibadah, seneng aja kalo ada yang ngingetin, ga sampe segitunya saya mikir itu termasuk mencampuri urusan pribadi orang...biasa aja kaleeee
-kalo yang itu beda2 ikikikikikikikikik
4. waduh gedawan tak komen langsung wae
-si A tidak membenci suatu agama baik agamanya sendiri namun sikap yang mem-penetrasi-kan aturan2 yang sepihak itulah yang si A tidak senangi, Fundamentalisme selalu meruncit pada perdebatan panjang yang gak jelas pula ujung2nya [pidato ini dipersembahkan oleh Minyak Tawon Cap Lebah. Baik untuk dengkul dan mual2 di gigi. Hampir dipercaya sejak kemarin]peace

@Kristina Dian Safitry: waduh bukannya aku yang seharunya belajar mbak... *ikut ngacirrr*

@sawung:analogi untuk saling melengkapi, makasih dah mampir

@KASABARAN:makasih, cuman kebetulan itu bukan kisah saya, saya hanya merangkum yang saya tahu... makasih dah berkunjung..

@brigadista:halah mas brigadista, Jadi Tersanjung 82

makasihh semuaaaaaa...

Anonymous said...

Bocahe rodo serius iki...

Terlalu banyak sekarang ini yang beragama tapi tak berTuhan. Bahkan menuhankan agama berlindung dibalik dalil dan ayat.

Syareat tanpa hakekat..., karena tak pernah berthariqat. Ritualitas semu yang repetitif mekanis tanpa lagi ada sakralitas...

Nuwun...

nb. Tak pipis disik yooo... Ojo nginjen... Hihihihi.....

Anonymous said...

wah keren ceritanya kang...puas baca sampai abis...markotopppppp ;)

aduh klo dipikir2...mirip :D

Anonymous said...

wawawuwiwowa memang top markotop deh klo hal yang beginian ... salam kenal

Anonymous said...

mas seno wah seru ni kisahnya...kalo sering ajojing apik2 wae to mas..tapi kalu keseringan ya itu tadi semua bisa ilang alias bubrah opo salah kaprah... kalu yg terakhir ini bukan nyindir lo ya.hi..hi...(bukan ketawa gendruwo )

semestinya Tuhan itu itu nggak butuh kita ini mau sholat apa ndak, sedekah apa ndak,puasa un apa ndak...yang saya pernah dengar Tuhan itu cuma senyum lihat si fulan tau beryukur, dan jadi ketawa ketika lihat si fulan jadi sepi ing pamrih/ lo opo mas artinya yg terakhir ????

MUgi2 mas seno waras selamet ( wah aku yo sok kejawa2an to mas )

Apapun makanannya yg penting minumannya Teh botil sosro..eh keliru( jadi ngiklan ni ) apapun bahasanya yang penting bisa ngomong..asyik2

Anonymous said...

belut eeh betul.... memilih belum tentu jadi pilihan... :thumbsup:

Diana Yusuf said...

wah wah wah...kayak nya ini true yah kang....

Unknown said...

waduh mas si A dah cukup keren kok gak mau sholat, wah fondasinya??, lagi agama substansi dan pengejawantahan ('ningrat2' dasar). kaga mau sholat=kaga mau ketemu Allah (terus pencipta mau apa nemuin penciptanya yang g mau bertamu kok mas bisa lupa sih ngucap kata2itu).

manusia biasanya bisa karena biasa/terpaksa, paksaain aja terus suruh dia sholat.. (kalau dia berfikir dia pasti berubah, kalau dia kodrat dia gak bisa dirubah, cuman kalau dia 2duanya walah saya juga bingung jawabnya takut salah)

tapi emang ceritanya mas senoaji menarik
'memilih belum tentu jadi pilihan'
pilihan harusnya bersyukur karena ada yang memilih (weleh yang memilih si A mana mau pilihannya)

dapet saya mas ilmunya (keren), mas senoaji mang orang berilmu karena mengaji.

Senoaji said...

@itempoeti:muantafff...mas itempoeti...

@gdenarayana:mirip sapa hayooo...kikikikikikiiikikikik

@ocim:makasih mas......msih dalam proses belajar...

@renny:njih mbah ehhh mbak..njih....amiiinnn...amiiinn..lho???? kikikikikikikikik

@indra putu acyar:betull ehhh benul mas...wkwkwkwkwkwk

@harry seenthig:*kabuurrrr* lho?????

@dnahdiar:dia mau sholat, cuman waktu dan saat dia pingin sholat dia sendiri yang menentukan.....makasih ya....makasih...

makasih semuuuaaa...

Anonymous said...

wah lumayan buat sarapan ruhani pagi nih bro ditemani wedang jeruk, teh dan kopi hangat hehehe..thanks ya dah diingatkan arti cinta dan kehidupan...

Anonymous said...

Cerita yang sangat menyentuh sekali. Tapi tulisan anda terlalu panjang pada paragraf ke 2.

Kenapa tidak di jadikan beberapa paragraf, kan bisa di penggal dari pergantian alur cerita. Tampaknya anda tidak memperhatikan tata letak dan bentuk penulisan.

Maaf itu hanya saran saya. Tapi jujur berdaarkan pengalaman, kalau melihat artikel yang sangat panjang melihat saja sudah illfil apa lagi untuk membacanya. Sekali lagi maaf atas kritikan saya.

Sungguh Si A tadi tidak bisa di rubah sifatnya selain si A sendiri yang bisa merubahnya. Tabiat seperti itu murni dari dalam hatinya.

Semoga si A bisa berubah dengan adanya cinta dari si C. Karena aku percaya CINTA bisa merubah segalanya.

Semangadh buat si A.
Semangadh juga buat Mas Senoaji.
Thanx dah mau berkunjung di http://arqu3fiq.blogspot.com

Senoaji said...

@ziezie veteriner:yang mengingatkan kita akan cinta cuma yang DIA yang berhak... ntar kalo saya ada tarifnya dung...wkwkwkwkwkwkkwkw

@arqu3fiq:makasih mas buat saran dan kritikannya...sekarang buat postingan saya dah ada paragrafnya ... sekali makasih, seperti ini yang saya butuhkan untuk menuju pembaikkan diri...kikiikiikikikikikik

makasih semuaaaa.....

Unknown said...

"memilih belum tentu jadi pilihan" .... iya bangett deh hehe...

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!