04 May 2010

Hardik Nas

Hardiknas... Apa yang diperingati? Apa yang dihayati? Mengenangnyakah atau berusaha mengingat konsepsi pahlawan tanpa tanda jasa? Entah yang pasti ini pesta kemenangan negeri ini. Punya atau setidaknya ada satu hari yang dikukuhkan sebagai simbolik, bahwa negeri ini negeri dengan bangsanya yang berpendidikan. Namun bukan itu yang disorak soraikan. Semangatnyalah yang menggugah asa dan rasa serta karsa untuk mau dan bisa mengunyah pendidikan sebagai salah satu jalur menuju pintu masa depan (yang katanya) lebih baik.


Guru adalah waktu. Guru adalah lajur alur. Dan Guru adalah kisah. Sebagaian nafas kita pernah berbaur dengan deru semangat mereka mencerdaskan otak kita. Mengenalkan pengetahuan alam, sosial, metrix maupun bahasa kepada otak kita yang sedang dalam proses berjaan menapaki hidup. Membimbing kita, menelaahkan logika dan hati kita untuk mengenyam mana baik mana buruk. Dan buanyak lagi hal-hal baik yang diusung oleh guru sebagai salah satu pengemban misi mencerdaskan bangsa. Tapi misi itu kian berat, penyesuaian kesejahteraan guru harus diembruki beban berat untuk memintarkan anak negeri menghadapi Ujian Nasional...

Beberapa hari lalu. Layar kaca dipenuhi dengan warta tentang lulus dan tidaknya anak negeri ini menindaklanjuti misi mencerdaskan bangsa atau memintarkan bangsa? entah lah yang pasti. Pesta Hardiknas mau tidak mau harus diiringi gelak tawa dan canda tangis anak negeri. Dan kata Menteri yang ngurusi Pendidikan ini merupakan tolok ukur wilayah mana yang harus digiatkan lagi proses belajar mengajarnya. Kataku Waton ae dab! Dolanan kebijakan kok taruhane perasaan, tangis dan nyawa anak negeri???!

Lalu mana yang benar. Anak negeri sebagai ujung tombak percobaan atau memang ini ulah kebijakkan hasil kurang kerjaan? Embuhlah setiap orang punya pendapatnya masing-masing. Sistem yang dulu berjalan mungkin dirasakan oleh para pakar penelisik pendidikan sebagai sistem yang bermuatan tawar menawar. Maka dibuatlah UN sebagai (dipercaya) solusi menghitung berapa kuatnya kecerdesan bangsa ini. Seberapa hebatkah anak negeri ini dalam hal kepinteran. Embuh juga!

Yang pasti postingan ini postingan telat dan gak ap to det. Luweh! Tapi yang pasti semoga ujian kesempatan untuk bisa lulus buat teman-teman SLTA bisa membuahkan hasil yang lebih baik. Dan majulah pendidikan Indonesia tanpa harus jatuh korban jiwa (lagi). Amin!

Pinter juga pol mentok jadi petugas kebersihan..

12 comments:

itempoeti said...

pertamax disik...

Love4Live said...

wis suwe ra pertamax...
rasanya gimana gituuuu...

itempoeti said...

pantesan bangsa ini sekarang hobbynya saling menghardik...
hlaaa wong setiap tahun memeperingati hardik nas...

Love4Live said...

kalau ada ujung tombak..., biasanya ada penjaga gawangnya...

yg jelas ini komen...
bukan spam...

anno said...

endi foto upacarane...

big sugeng said...

Ada unsur idealisme
ada unsur politis yang menyertainya
sepertinya unsur kepentingan

Pojok Pradna said...

wis kadung okeh sing bancakan...UN jalan terus, daripada rugi bandar

Anita Rosalina said...

saya juga sedih melihat anak2 yg tidak lulus menangis bersimbah air mata begitu di tipi hiks.. nelongso...

marsudiyanto said...

Kok nggak ada Hari Makan atau Hari Makanan ya...
Padahal makan jauh lebih penting drpd pendidikan

ami said...

belum lagi mahalnya biaya pendidikan. duuuh

ciwir said...

hari pendidikan kok diperingati pake upacara???
apa hubungane jallll????????????????????????????????????????????

Unknown said...

kunjungan balik
makasih dah mau mampir k blog aku

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!