18 December 2011

Nobel

Menelisik cerita seorang teman. Ada satu dua dan tiga hal yang bisa aku serap. Menurutku itu baik. Menurutku juga itu sebuah pembenahan. Berbenah diri mungkin itu benang merah. Lalu kenapa harus aku berbenah diri. Apa ada yang salah selama ini dari diriku? Mungkin ada mungkin tidak. Toh aku hanya sesuatu yang disebut manusia.

Tidak ada yang bisa disempurnakan hanya karena teranggap makhluk yang paling tinggi derajatnya. Bukan jaminan untuk mengisi kuota makhluk calon penghuni surga. Ya semua orang, semua manusia berhak berandai-andai. Memprediksi dan berpolah religi. Tapi bukan berarti logika harus ditinggalkan dalam laci. Masih bisa dipakai untuk hal-hal yang sifatnya realistis.


Temanku setengah jalan lolos dari cobaan terberat dalam hidupnya. Bisa hidup selamanya namun bisa saja terbaring selamanya. Tapi nasib bicara lain. Dia masih bisa bertutur tentang apa yang dinamakan bersyukur.

Mengubah dirinya menjadi sesuatu yang disebut manusia untuk lebih menghargai nyawa dan hidup. Ku paksa lepas dari percobaan membayangkan nasib itu jatuh ke hidupku.

Tapi tidak percobaan itu selalu datang dan menggumpal di otak dan dihati. Menciptakan tatanan alur cerita yang belum tentu aku sanggup menopangnya. Benar kata semua orang, bahwa Tuhan takkan memberikan cobaan diluar kemampuan umatnya. Hanya itu yang aku cekal sebagai acuanku untuk menentukan nasib hidupku sendiri.

Lalu apa yang bisa aku timba dari cerita temanku. Yaitu bersyukur, bersyukur untuk apa-apa yang sudah aku terima. Namun persoalan memberi itu yang jarang sekali aku lakukan.

Bukan tidak ada kesempatan, tapi mengabaikkan kesempatan itu hanya karena atas nama rutinitas. Mungkin kelak suatu hari, aku ingin sekali menaikkan grafic kualitas hidupku. Setidaknya walo sedikit tapi bisa mengobati rindu akan hidup yang memiliki kualitas.

4 comments:

Arif Chasan said...

saat perubahaan mengarah ke arah yg jauh lebih baik.. ya emang harusnya bersyukur... XD

congrats bwt temennya...

plenug said...

mendadak wise kie ono opo juew dab?

omagus said...

yo yo yoo

Jidat said...

wis pokoke aku follow ndus :D

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!