30 April 2009

Jukebox

Labels:

Apa yang belum dijjjjjuuuaaaaalllll?????
Tangis? Sudah belum?
Tawa? Udah mulai gak laku tuh?
Agama? No komeng!
Cinta? Di umbar!
Dan semua adalah realiti show!

Jangan-jangan kita hidup dalam kubah realiti show dimana kamera bertebaran dimana-mana. Apakah memang kita sudah seperti film the Truman show? Mbuhlah!

Segala gerak gerik kita terekam dan terhubung dengan harddisk maha besar lalu diunggah dalam bentuk tayangan dengan durasi-durasi yang ditentukan sesuai dengan perolehan ratingnya.

Dan bisakah perasaan itu di publikasikan berdurasi 1 jam dan bisa dinikmati oleh para konsumeris negeri ini? Jawabannya, gampang. Mudah sekali, tinggal pilih mau model yang bagaimana? Silahkan pilih mau yang rintihan para miskin kota. Sesendu seorang yang terkhianati oleh seseorang. Atau pencarian akan sesuatu yang dianggap hilang? Mau pencerahan bagi yang dicap pendosa juga ada. Dan sekarang yang baru dan fresh masih segar masih berplasenta perdana, yaitu mempertanyakan cinta antara suami istri yang berkonflik yang menjurus ke perceraian, bisa didapatkan solusinya di studio 1 sebuah PH.

Nah ini fenomena atau memang sudah terkultuskan menjadi sebuah budaya? Bahwa sebuah tontonan mulai menjajal ranah-ranah privatisasi individu. Sebuah komoditi layak konsumsi yang di pack dalam kemasan-kemasan komersil. Dengan sedikit bumbu menabrak aturan. Dan drama-drama yang mudah dijumpai disekitar kita. Lalu disuguhkan dengan enggel-enggel reportase? Hmmm... mungkinkah Indonesia butuh tontonan seperti itu. Butuhkah? kalo butuh model yang bagaimana?

Terlepas dari, itu rekayasa atau bukan yang pasti tidak bisa dipungkiri. Budaya latah terulang lagi. Dulu program tipi memedi(horor) heboh, rating sampai muncrat-muncrat. Kemudian program tipi, yang isinya ancam mengancam dengan hakim garis pendakwah karbitan. Dengan misi mengingatkan menjadi pendosa itu tidak enak. Kemudian berkembang menjadi sebuah produk yang gak jelas juntrungan. Dikarenakan rating yang maha dahsyat. Bahkan sempat bertahan lama.

Nah sekarang realiti show, sepertinya akan napak tilas pendahulunya. Kesimpulan awal adalah realiti show ini bertujuan untuk memberikan wacana baru. Mungkin juga solusi atau apapun namanya yang terkait dengan pembelajaran. Yang diharapkan masyarakat mampu menarik nilai-nilai positifnya. Memang ada dan banyak. Namun berimbang juga dengan harga-harga jualan mimpi. Gak salah kalo disebut sinetron model baru.

Ntahlah justifikasi tentang benar tidaknya atau layak tidaknya realiti show sebagai ujung tombak meroketkan rating sebuah program televisi. Sepenuhnya ada ditangan masing-masing penikmat. Apakah realiti show adalah pembelajaran ataukah sebagai bentuk eksploitasi itu terserah para penikmat sekalian. Karena jelas kebutuhan akan sebuah kualitas tontonan itu tergantung pada kapasitas kebutuhan masing-masing individu. Namanya juga negara demokrasi. Apapun boleh di demo dan boleh di krasihati (meksodotcom)

Nah kalo aku sendiri termasuk dalam kategori yang mana?

Penulis: Aku?
Siapa : Iya kamu!
Penulis: Aku milih nonton pilem kartun?
Siapa : Lho kaitannya dengan tulisan diatas?
Penulis: Gak ada sih, cuman pingin melarikan diri aja!
Siapa : Dari apa?
Penulis: Dari tanggungjawab! Dan kayaknya lebih enak jadi pembual!
Siapa : Lho kok!
Penulis: Kan paling enak jadi pembual!
Siapa : Alasannya!
Penulis: Ya bisa teriak-teriak sepuasnya, nyacat sekenanya, setelah termehek-mehek melihat
kasus cinta suami istri selesai dengan juri pembawa acara, juri psikolog, dan hebohnya
lagi, semua persoalan yang seharusnya menjadi obrolan ranjang, diumbar bebas. Ada
penontonnya lho. (hiks hiks)
Siapa : Lho? Kenapa?
Penulis: Gak! aku lagi niru penonton yang lagi pada nangis itu!
Siapa : Kenapa?
Penulis: dapet darimana ya penonton itu! aktingnya hebat banget!
Siapa : mereka nangis beneran tau!
Penulis: Masak sih! Kok bisa?
Siapa : Lah kan acaranya mengharu biru!
Penulis: gitu ya! mereka dibayar berapa ya??
Siapa : Bweh! Mbuhketehe!

58 comments:

Unknown said...

Para produser telah terjerembab dalam penyembahan kepada berhala baru yang bernama : RATING

♥ Neng Aia ♥ said...

enakan nonton SPONGEBOB!

Unknown said...

huhuuhu...bener niih jd inget fil Truman nya Jim Carrey....udh mulai mirip2 keknya siih..
plg bete liat reality show..kek org gila semua!!! juga dgn sinetron..kek org dudulz semuah!! mendingan kita ntn pelem kartun, naruto, avatar ato spongebob hehe...

hai patrick!! ato senoaji jadi mr.crab ajah??

Unknown said...

lapaarr...

klo dah komeng dikasih jatah makan gak niiy??

biar naik rating alexanya hahahahah....

mocca_chi said...

makan aj deh enaknya, lalu tidur. reality show kan cuman sekedar label, dalamnya mana ketehe. tpi, sebodoh ah

rayearth2601 said...

Jukebox ki panganan opo tho kang ?

Itik Bali said...

Mas Kalo semua pada lapar, gimana kalo mampir di warung itik bali
disana ada menu :
1. Bebek Panggang Rasa Gado-gado
2. Bebek Goreng sambel Ijo lumut
3. Bebek Bakar Rica-Rica hota hai

okey coy...

Ajeng said...

Ngejar rating,sehingga menghalalkan segala cara.
Tapi anehnya,kok masih saja ada yg mau menonton yach? Padahal semua juga pada tau kalo itu penuh rekayasa?
Bener mas,mbuhlah!

Laisya said...

setuju dengan bbrp komen di atas, RATING ... kayanya hampir semua stasiun tv menuhankan rating :((

Btw, aku tapi suka juga kok nonton reality show terutama THE AMAZING RACE, wah itu mah bener2 OK punya deh acaranya :D

meylya said...

termehek² ituh kankatanya direkayasa ceritanya

Anonymous said...

Aku juga pernah membahas tentang fenomena program TV di Indonesia ini. Menurutku, TV lah yang membentuk kebudayaan masyarakat penontonnya. Jadi kalau pemerintah mau masyarakat berkebudayaan yang baik dan benar, tertibkan dulu tayangan tv dan produser-produser yang terlibat di dalamnya. Kalo kita sibuk mengkritisi tayangan tv tanpa kepedulian pemerintah, lebih baik kita tak usah bercapek-capek untuk teriak-teriak. mending nonton film kartun seperti yang mas sampaikan.. hehehehe

Anonymous said...

acaran ndek bengi yo mas, si help me yahya yo? ho'o aneh...

Kharianto said...

Mending nonton NARUTO aja,,,

KABOORRRRRRRRRRRRRR

Anonymous said...

diriku bukan penikmat tipi dalem negri, dah malesh dari beberapa taon lalu. baru segitulah penikmat dan penyedia tayangan bergambar di sini

denyarelektrik said...

biarin aje, mas... toh, ntar pada bosen sendiri. bagi yang gak suka ya gak usah ditonton. dan bagi yang suka, periksakan diri anda ke psikiater.
toh, acara bermutu kayak kick andy dan spongebob tetep eksis, kan?

negara ini emang negara latah.
musik melayuuuuuuuu semua
novel cinta-cintaaaaaaaan semua
film horoooooooor semua

mending blog walking, ya? variatif dan menghibur!

dafhy said...

saya heran dengan pertelevisian indonesia

semua bisa di jual.
dan saya heran dengan reality show sekarang terkesan di buat2 alias di rekayasa

nanggroe said...

wah.. enak juga ... hahahaha

umi rina said...

Aku mo nemenin anakku nonton Ipin dan Upin aja aahhh....

Xitalho said...

Enakan maen gem balapan Nit fo spit mos wontit.. uyak-uyakan sama Polisi...
ngiiik...nguk....ngiiik...nguk....

Anonymous said...

industri mass media memanfaatkan kebodohan publik dengan membuat publik makin bodoh...

Akhirnya akan cuma ada dua kelas sosial.., orang bodoh dan orang kaya...

suryaden said...

meski begitu podo misuh-misuh terbawa hasutan penulis, bagaimanapun juga asal dari itu adalah sebuah ide, ya sebuah yang dikemas sedemikian rupa untuk bisa memotret sisi-ruang kehidupan yang kadang tersentuh kadang tidak, untuk memberikan pemuasan bathin pemirsanya, yang sudah kehilangan jati diri, tidak bisa tertawa ataupun menangisi kenyataan, ya mereka memang menginginkan sebuah kenyataan dimana dia tidak terlibat, namun sebuah kenyaatan yang dibungkus dalam sebuah kotak kaca, bukankah membaca sudah tidak bisa mempengaruhi perasaan dan persepsi, maka gambar bergerak dengan ilustrasi suara akan lebih membawa perasaan-melayang-layang, sambil minum kopi atau camilan berkolesterol tinggi daripada ketemu sendiri dengan peristiwa tersebut di rumah tetangga-tetangga samping kanan kiri, yang ketika melihat kenyataannya malah disanggah sendiri, namun sangat berbeda untuk menerima kenyataan dengan nikmat yang disajikan oleh kotak kaca ajaib yang memukau tersebut....

JO said...

mas seno juga lagi kena reality show kayak truman show nih. show off the feelings,hehhe

gajah_pesing said...

dijual berapa?

Antaresa Mayuda said...

makin hari program acara di tipi tuh emang makin aneh, ya tapi seperti itulah Indonesia...

aku sendiri masih kurang percaya ama acara termehek-mehek...mungkin saja itu hanya buatan

galuharya said...

ngono yo apik!!! industri pertipian kayaknya sekarang dah berlomba-lomba menghipnotis penonton dengan tayangan2 mereka yang mungkin saja kurang/bahkan tak berkualitas..

sak karepmu!!!namun bagi mereka rating yang akan berdampak pada pendapatan ekonomi(dari iklan yg masuk)lebih penting ketimbang,harga diri audiens yang diangkat/dikisahkan pada acara mereka

mbuh kah!!!

Novianto said...

Ya lha mau gimana lagi,semua belakang2nya berujung urusan perut... kalo dah gt ya beda lagi deh, tapi ngono yo penak... hehehe :)

manusiahero said...

begitulah...

sedikit demi popularitas..
dan mo ikut gabung acara TV biar keren..

rating TV ok..

tpi lo acaranya bohong...kenpa juga ya ada yang nonton..karena mengharukan kah... :D

sibaho way said...

rating=pagerank?
sama-sama bisa mendatangkan duit :))

dwina said...

kalo realiti show aku masih mo nonton kek kuis tapi yang kuisnya pake otak ya bukan kuis asal2an. seperti kuis LG atau who want to be bagus tuh nambah pengetahuan. lebih baik daripada sinetron yang bikin pegel mata.
but kartun tetep nomer wahid deh

olip said...

ngunu yo pinak ! namanya juga cari uang om! ha ga ga ga ...

yang gak suka ya gak usah nonton

yang penting jingkrak bareng paramore (rock)

gdenarayana said...

oalahhh ini reality show yakk? :D

wah saya malah paling ngehek nonton yang termehek2 ntuh...xixixi...terlalu bokis...kekekek...sama tuh caranya, cara traffic aka rating aka penonton...heheheh

mending dah dihibur ama budi anduk aja...

okeh coyyy :D

JONKgakKece said...

mehehehehe, termehek-mehek itu pake aktor ya ? mendingan nonton sinchan hahaha ...

Anonymous said...

itu yg namanya kapitalis, asal untung biar gak bermutu ya dimainkan aja...

denologis said...

persetan dengan acara tivi hancuk iku!
mending lemao-lemaoan wae yo kang?

Susy Ella said...

ikut.....nonton kartun ajaahh....

anna fardiana said...

waduh mas...
sekarang apa2 udah laku dijual...
jantung, ginjal, hati, bahkan nurani pun bisa dijual...


payah sekali....

Kabasaran Soultan said...

weleh-weleh-weleh kok segitu geramnya kang.
ini realitas ..terima sajalah wong namanya juga cari nafkah .
lagian namanya juga hidup di negeri belagu ..ya begitulah bunyinya semua belagu-begundal-belepotan.
gubrakkkkkkkk

penny said...

mba yang di rumah dah jadi korban. padahal dah dibilangin itu cuman bohong belaka, dst.. dia bilang "Ngga apa2, seru sih.. ceritanya"
halah.. berarti reality show ngga beda jauh ama sinetron dong ya.. wong pake skrip, sutradara dst....

Atca said...

lama ngga mampir....
rumahnya baru lagi ya?
atau rumah yang lain nih?...

aku lebih seneng nonton kartun...tapi akhir2 ini seneng juga nonton para elit politik yang lagi bingung,hehehe

priandhani said...

menjijikkan nonton acara reality show kek gituan, cuih!!! (halah, ampe segitu ekstrimnye)

suwer mendingan nonton tv berita.
salah satu tv favorit saya, iaitu TVone.

SanG BaYAnG said...

Bum..meneketehek..!!! Ehehehehe..
Membual,triak sepuasnya dan mencacat sekenanya..,wakxkxkxkx..
Aku suka ito mas..,tp sayang jarang nonton termehek-mehek coale waktu tayange pas ane sibox ngurusi embek..wkxkxkxkxkx..

IjoPunkJUtee said...

Jarang nonton mas sing jenenge Reality Show...Namanya juga Show, meski reality tetep masih ada bumbunya...

Mending mbumbuin kangkung, weteng wareg sik oleh imbuh, nek dibungkus yo kebangeten...

Haris Firdaus said...

reality show dan infotainment kita tak pernah dewasa, mas. mengulang dan meniru terus. tak pernah cerdas!

sawali tuhusetya said...

TV sdh masuk menjadi bagian dari industri, mas seno, orientasi mereka jelas2 ke profit. agaknya mereka juga jeli melihat peluang pasar. acara2 macam begituan yang agaknya masih menjadi trend dan memiliki nilai jual karena masyarakat memang menyukainya.

ciwir said...

dari pada bingung apa yang yg mau dijual, mari kita jual diri wae....
wakakakakk

Unknown said...

he..he..ternyata mas, penikmat plus pemerhati reality show juga nih..
ha..ha..tapi tak mengapa, tontonan yang aman itu hanya lewat tv

dede said...

A great post Bro!

Thanks for sharing,..

sepur said...

Mereka semua kapitalis, yang dipikirkan hanya untung .....untung dan untung.
rugi.....sopo gelem kang, meskipun telah mengobok - obok privacy.

Fei said...

dibayar 25 ribu? kan mereka figuran!!!!!

mbohlah, ora ngertos juga aku

Anonymous said...

Acara ini telah mendapat ijin dari departemen dan instansi yang terkait. Nah tuh bisa bilang apa kita?

edo dot com said...

yach.. begitulah kiranya..yang mana dari pada acara itu memberikeun dari pada yang mana.. ngomong apa sih?...
mending nonton sincha..

endar said...

wonge dewe gampang bosen ya. biyen horor saiki reality show. suk mben apa maning ya?

mantan kyai said...

tulisanmu iku uwapik bos!!! tapi aku jan buenci reality show... terutama seng berkaitan atas nama kemanusiaan dan ketuhanan... sama2 mbleneki ...

IjoPunkJUtee said...

Mas.....Lagi sibuk shooting Reality Show poh...???mbok ajak2..lumayan nggo nambah stok indomie kie.....xixixixi...

JO said...

akhirnya, mas seno maen juga,hehehehe

suwung said...

sehalanya kalah oleh uang bos

rco said...

Orang bilang kotak ajaib, dan sukses menjungkirbalikkan tradisi serta moral pecandunya.

Elsa said...

wah..kalo emang jadi kayak TRUMAN SHOW, kebangetan tuh..

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!