03 June 2009

Ublik

Labels:

Jika pernah langkahku, sebegitu bejat melupakan pelukkanmu. Diam melihatmu bertarung mengobrakabrik nasib sendirian, dengan tangan kosong dan niat yang baik. Airmata berlinang dari kelopak matamu yang sayu, Karena sikapku yang makar terhadap cita-citamu.


Hatur sembah, Aku lupa bahwa aku adalah segumpal daging dengan batere nyawa. Aku lupa mampu sehebat ini dimatamu tak luput urun rembuk doa dan harapan terbaikmu.

Belum banyak yang bisa aku korbankan. Belum sebegitu total langkahku untuk bisa merawatmu, membuatmu tersenyum dan mengantungi derita-derita masa lalumu. Dan membalas dendam apa yang telah kau korbankan untuk anak-anakmu.

Patutlah jika langit dan bumi dan semua yang terindah menjadi milikmu seorang. Doa anak-anakmu untuk kesehatanmu. Kebahagiaanmu.

Dan semoga selalu berseri untuk melihat anak-anakmu dan garis keturunanmu mampu berdiri tegak menitih nasib-nasib yang dijalani.

Selamat mengulang Tahun-tahun terbaikmu, Ibu.

Yts: Ibu
songs by NAIF


Wajahmu masih terlihat berseri
Di hari yang telah senja ini
oh manis selalu berseri

Belai kasih sayangmu
kian menghangat
Di hari yang berlalu dengan cepat,
tak ada satupun yang terlewat

Oh kau dewi ingin kau di sini
Ku ingin berikan semua kasih sayangku ini
Dan kau dewi janganlah kau pergi dariku
Temani diriku sampai akhir nanti

Saat telunjuk jarimu terangkat
Tak satupun berani melihat
Oh, semua selalu teringat


Ublik atau teplok atau senthir atau lampu minyak, adalah senjata paling dipercaya oleh orangtuaku. Ketika lampu mati, ublik atau teplok memberikan penerangan yang benar-benar oldskull tapi asik. Dan Ublik atau teplok selalu menjadi romantisme dalam perjalanan hidup orangtuaku.

Dia tidak terlalu terang karena tidak ingin memanjakan tapi tidak pula gelap ketika membimbing dan memberi pencerahan. Seperti nasihat dan doa Ibu.

59 comments:

ciwir said...

kok bareng soyo mengisor kok ternyata melu2 suryaden, posting tirik2 jebule ripiyu lagu (lmao)

J O N K said...

seru banget kalau mengenang masa lalu mas, ublik baru dengar tapi kalau lampu tempel tahu heheheheheh

Benar2 rindu ibu dan rindu masa kecil huhuhu,,

J O N K said...

Ya ampronnnn,,, postingan tengah malam wkwkwkkwkwkwkwkw

jangan2 posting dengan hanya diterangi ma Ubrlik :D

senoaji said...

@ ciwir : kolo-kolo

suryaden said...

bwahaha... ngakak komentare ciwir... wahaha...

SanG BaYAnG said...

Penerangan cahaya kecil dari ublik di tempat rendah yang mungkin lebih berarti kadang memang di kesampingkan karena kalah tinggi dengan mercuri jalan yg sering di lempari oleh gelandan.

Ini posting tentang ibu pertiwi ato ibunda kang..???
"Mboh..,pikiren dewe" jawabe kang Seno.
Wkxkxkxkxkx..

Unknown said...

Ublik itu apa sih..
mas Seno ini selalu njawani..
sampe aku kadang pake kamus bahasa Jawa..

Pipit Pito said...

owh, iki lagu toh? kok durung tau krungu
hoho

WONDEFULL UMROH - SUGENG said...

Yang ini luar biasa filosofis tentang teplok
Itulah betapa hebat seorang ibu, atau jangan2 sebenarnya dia seterang petromaks, tapi kita lihatnya "hanya" seterang teplok??????

rayearth2601 said...

selamat mengulang kang seno

Kabasaran Soultan said...

Selamat ulang tahun ibu .... Doaku selalu menjadi bagian dari hari-harimu

masichang said...

hmm.. IBU. kata terindah yang pernah diucapkan oleh lidah manusia...

luxsman said...

lali-lali eling

joe said...

wah, ublik itu berkorban untuk menerangi, meski kemudian sekujur badannya terbakar...

mocca_chi said...

ada waktu ut membalasnya rasanya, suatu saat nanti.entah kapan :)

Dum said...

Ublik selalu disulut dengan minyak. begitu juga Ibu? karena memang Ibu ditempa dan ditempa dengan apa.
Oh Ibu....

meylya said...

aku suka yang ini "Dia tidak terlalu terang karena tidak ingin memanjakan tapi tidak pula gelap ketika membimbing dan memberi pencerahan. Seperti nasihat dan doa Ibu."

Anonymous said...

lagunya yang gimana sih...
baru tahu deh...

Ajeng said...

No komen deh kalau sudah soal ibu, tidak ada kata yang bisa menggambarkannya. Duh.. mas,postinganmu membuatku harus melongok kekamar sebelah nih. Itu kamar beliau..

Lilis Indrawati said...

Ibu....
Tak ada kata seindah namamu.
(Aku tiba-tiba ingin menangis...)

Cebong Ipiet said...

endi link nang blog e NAIP? loh ki duduk repiyu lagu ye

jidat said...

ibu ku sayaggg masih terus berjalan ewati ....

c am dm ke g ke c lagiii

Unknown said...

WOW...
speechless...
I miss my mom definetely!
Makasih ya no...ibu itu emang spt ublik yg menerangi anak2nya..semoga Ibu tetap sehat selalu ya

Seti@wan Dirgant@Ra said...

Aku koq jadi terharu membacanya??

manusiahero said...

ublik akan berguna lo kita dlm kesulitan.. ohoho...

terangkan kehidupan gelap lo PLN mati yahhh...

Dinoe said...

Kata2nya indah..penuh makna

suwung said...

kalo bangun pagi... idung penuh dengan angus

Ikhsanudin Bin Muhtarmat Khaerun said...

jadi inget simbok di kampung hehehe

ajengkol said...

Kasih bunda tiada pernah lekang . . Bunda anakmu kangen Bunda anakmu rindu belaianmu Bunda aku kesepian tanpa hadirmu . . Nuwun kang sudah buat postingan ini

Anonymous said...

senthir lengo potro, tiwas kenthir iseh lengo potro...

Lia said...

Terharu. Jadi ingin segera berjumpa dengan Ibu,..

diorockout said...

ku lahir dari wanita..
tak bisa hidup tanpanya..
jikalau tiada wanita, hidupku terasa hampa

olip said...

i love my mom .... emuach 2 juta kali

galuharya said...

bagai sang mentari yang menyinari bumi
bagai sang bulan menghiasi malam
bagai sang bintang bersinar terang
itulah cintamu bu......

thanks mom

Taktiku said...

yuk karaokean yuk...hehe

Pradna said...

kl ditempatku sih jenenge Uplik (baca : uplek, dgn 'e' seperti pengucapan pada embuh)

tapi fungsinya sama : tidak terlalu terang karena tidak ingin memanjakan tapi tidak pula gelap ketika membimbing dan memberi pencerahan.

thanks, Mom!

IjoPunkJUtee said...

Nunut sembah sungkem dumateng ibu.....

Anonymous said...

mantabe banget kang postingannya
blue aza sampai terheran tumben bisa lebih bernilai postingan abang. keren.
sukses ya
salam hangat selalu

Fei said...

oh, so sweet.....spechless

afwan auliyar said...

emmmm ...
remang2 itulah yang di tawarkn :)

Anonymous said...

hmm.. ublik? bahasa sundanya apa ya?
cempor kali ya? lupa lagi.. hohohoh
jadi inget di rumah umi,, waktu jaman masih kecil..
whooaa kangennn!

achmad sholeh said...

kasih sayang orang tua terhadap anaknya tiada terbatas, tapi kadang kita melupakan itu semua hanya karena egoisme

Dunia Polar said...

jadi kangen nih sama emak yang sekarang lagi di belakang,he...
btw blognya aku follow yah, n klo ndak kberatan follow balik yah. makasih...salam kenal

Olip said...

cument ku wingi kok ra enek .... kang ...

i love u Ibu ....

♥ Neng Aia ♥ said...

sip!

Haris Firdaus said...

semoga kau makin berbakti pada ibumu, kang. he2. jangan jadi anak durhaka kau. he2.

sawali tuhusetya said...

peran ibu seringkali seperti sebuah lilin. merelakan dirinya jadi penerang kegelapan, meski dirinya sendiri hancur. semoga kita tak pernah melupakan jasa dan pengorbanan seorang ibu!

masDan said...

Ublik kuwi lampu teplok yo ... tapi kok bedo karo isi Postingane ..

salam Kenal ...

endar said...

selamat ulang tahun buat ibu
dadi kelingan ibuku

Danta said...

Jadi ingat ibu..

Anonymous said...

kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia
*melok2 nyanyi ahhh*

azaxs said...

Postingan yang luar biasa kang.. aku terharu..

Selamat mengulang tahun-tahun terbaik Ibu.. :)

~noe~ said...

ublik yang syahdu
teplok yang sendu
karena kebutuhan akan senthir ini adalah pada saat listrik padam, pompa air mati, jadi susah boker, modem adsl utk akses internet juga mati.

Anonymous said...

malam sahabat!
blue datang membawa semangat tuk abang ok
salam hangat selalu

Susy Ella said...

mamaaaaaaaaaaaaaa....

love you.....

sepur said...

kasih ibu sepanjang jaman, sudah seharusnya kita untuk selalu berbakti dan berbuat baik kepada ibu. Ia yang telah mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk putra dan putri tercintanya

umi rina said...

Ibu, semoga Dia selalu melimpahkan nikmat iman, sehat dan senyuman indah di garis wajahnya...amiin..

*Thanks Mas Senoaji, kata-katamu selalu dalam dan menyentuh...*

Indonesia Menulis said...

Ublik ki dimar to........ Tukeran link yuk......

Anonymous said...

ummi...
ummi...
ummi...

itu kata Rasulullah...

salam kenal...
tuker link yuuukkkk...

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!