Malaikat Kabut Dan Sayap-sayap Bulu Ketek

Hubungane opo jal? (hubungannya apa jal?) Mbuh!

Satu tempat yang diidentifikasi bernama Jogloabang. Menjadi saksi crewet, bertemunya beberapa nyawa yang sepaket dengan daging, darah, logika, tulang keropos, rambut ubanan, cangkem bocor, tutur tinular dan sepuluh ribu molekul-molekul dosa dan halalnya wawasan serta persahabatan kita sebagai seonggok manusia entah sebagai blogger atau pekerja blog. Ming arep ngomong kempalan halal bihalal we kudu njajali siji-siji jalan menuju Bong Supit to yo, bola bali cangkem ra toto! WKWKWKKWKWKWKKWK! (Males nerjemahinnya!)


Setelah menghancurkan kerinduan dengan perjumpaan yang total lucu. Beberapa teman memutuskan pergi ke tempat lebih tinggi. Menurutku, tempat itu tempat dimana, benwit-benwit yang beriman dan sering beribadah tanpa mengenal lelah, mati dan diterima ditempat yang paling mulia, surga benwit! Dan tidak perlu saya jelaskan panjang kali lebar kolor cawet Buto, siapakah yang tidak mengenal pengampunya. Karena saya yakin dibelahan dada bumi gelombang-gelombang maya manapun, siapa yang tidak mengenal Mas Totok sang Genthokelir.

Nah, gerombolan pertama bergerak terlebih dahulu yang bermuatan Kika, Ucup, Kabul, AnnoMesem, Sang Bayang dan 4000 yang lain, dengan niat suci berangkat dari demargasi Jogloabang, menitih jalan dan waktu menuju tempat itu. Dan meninggalkan kami yang masih bergumul dengan becek dan nyenyehnya obrolan seru.

Ada kawan Mursid, Kawan Rakhmat (kayaknya njepat pulang dulu), Kawan Hassan, Mbah Blontankpoer, Gajah_Pesing, dan Demange Jogloabang, Cibir (Ciwir tapi gak Ngglambir). Obrolan yang hangat pun terjadi.

Lha kowe nang endi suu?? (lha kamu dimana suu??) Saya lagi sibuk menatap rembulan (PEKOK!)

4 Tahun kemudian... setelah guyon rakalap dan adu ide yang super asik.

Kawan-kawan dari Bengawan pun memilih mendadak pamit, salah satu sebabnya adalah Mbah Blontankpoer berkeinginan ngelus-elus rel sepur (kereta) dengan kata lain ada pekerjaan yang tidak bisa dibuang begitu saja.

Tiba-tiba... Datang kekuatan besar dan ajaib. Menjerat kami begitu kuat dan tidak mungkin disingkirkan. Begitu kuat kuat dan semakin kuat mencengkram kami. Berpaling ke badak bahenolpun susah apalagi main mata dengan pohon kelapa. Karena kekuatan ajaib itu. Entah darimana datangnya kekuatan ajaib itu yang pasti dari telpon sih! Yang diterima Gajah_Pesing langsung dari surga benwit. Wis Rasah kakeyan mokal ayo lek dang BUDHAL!

***

Gunung Kelir, Menjelang Lebaran 2010.


Mas Totok : BWAKAKAKKAKKAKAKAKK!!

Demange Suryaden : WEKEKEKKEKEKKEK!!

Gajah_Pesing : Huehueuehuehueue!

Saya : (annoyed)

Demange Suryaden : BWAHAHAHHAHAHAH!!!

Mas Totok : BWIHIHIIHIHIHIHIHI!!!

Gajah_Pesing : HUEUEHUEHUEHUHEUHUE!!! (backsound: OST Game Mario Bros yang mecothot dari hapenya)

Saya : EKEKKEKEKKEKEKEKEK!!!

Demange Suryaden : JIAKAKAKKAKAK!!!

Mas Totok : BWEHEHEHHEHEHEHHE!!

Demange Suryaden : WAKAKAKKAKAKAKKAKAK!!

Mas Totok : HAHAHAHHAHAHAHAHAH!!

Saya : (lagi pipis)

Demange Suryaden : JIAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHA! (sentrup!)

Mas Totok : JIAKAKAKKAKAKAKAK!!!

Saya : (masih pipis)

Gajah_Pesing : (OST Game Mario Bros yang Mecothot dari hapenya)

Saya : (Kepleset!) GETHUK EMPUK, SANDAL SELOP, KOPI KENTHEL, JAMU GUDEL, SINGO NJAMPING, TELO LUMUTEN!!! *&^%$#@!!!?$#@^%&*!!?@$#


Intinya gayeng a.k.a. rame alias rame banget atau sama dengan guyub agawe mawut wkwkkwkwkwk!

Wis ngunu ae (udah gitu aja)

Esok Pagi ditepian Surga para berhala nasib!

Tanjakkan-tanjakkan itu tak securam malam tadi. Sekarang kuda ini yang menitih lamat-lamat ke ujung paling datar menuju tanah Godean. Hari kemarin dan hari setelah kemarin, adalah maklumat keindahan. Banyak bacot dan tutur teratur dilempar ke udara dan bertumbukkan dengan kelakar tiada tara.

Dan itu indah. Itu dimaklumi. Itu selamanya. Karena nasib status kita yang nyaris sama, sebagai teman selamanya!

Maafkan jika ada salah tulis nama dan link. Mohon di koreksi selagi mampu. amin!