01 September 2010

Resiko Menjadi Indonesia

September 2010 mula dari bulan penghilangan sebuah sejarah, aku tidak lagi duduk termenung tapi sudah ke tahap tiarap termenung. DItemani gelembung-gelembung sepi, otak ku ku biarkan menjajah kenikmatan terpekur. Hmm..

Namun sore berkata lain..

Mataku terjerat tulisan asmara seorang pendekar kata. Asmara tentang dirinya dan bumi dimana tongkat kayu dan batu jadi para banci (baca Olga Ruben dan kawan2nya). Lepas dari itu...


Ini ulasan sederhana tentang bagaimana dia begitu mencintai negerinya. Negerinya yang ditangan para pebisnis kebijakan menjadi sebuah tontonan nikmat kala ejakulasi dini.

Yah pendekar kata, hegemoni keterpurukan dan cinta pada pertiwi. Lugas, manis dan tentu saja mengairahkan birahi kita kawula muda untuk sedetik mengingat betapa caemnya Indonesia. Inilah tulisan hebat itu...Alangkah Hebatnya Negeri Ini

Namun sore berkata lain...

Hanya dengan seonggok baskom. Surga bumi itu buyar. Bubar. Ambrol. Kukut namun belum menuju remuk.

Ternyata mimpi itu indah. Ternyata bermimpi itu indah. Dan ternyata pula memaksa kita untuk bermimpi itu indah. Dan benar adanya ada bunga tidur yang meneteskan air liur kenikmatan bermimpi didalam setiap paragrafnya.

Walopun sekedar mimpi, kelak itu menjadi nyata dan kita wariskan kepada anak cucu kita...

Namun sore pun di jejali para banci (baca : Olga Ruben dan kawan2nya)

STOP BANCIHOLIC DI TAYANGAN TELEVISI!!!

Pantas saja negeri ini ada unsur kemayunya lhaaa keseringan nguntal tayangan BANCIHOLIC SIH!!!

10 comments:

mbah sangkil said...

apakah negeri ini akan menjadi negeri para banci?

PRofijo said...

cen asoy geboy menikmati tulisan (ttg) para banci....

marsudiyanto said...

Banci Tapi Rindu...

Jidat said...

Hem slamet aku duduk wong endonesa!! (lmao)
Ganyang Indonesia!!

lilliperry said...

semoga para pemimpin Indonesia tidak jadi banci...
atau sudah, dalam artian yang lain *mboh*

ya,tayangan sekarang memang lagi menjual para banci.
Entah lagi tren atau penontonnya yg butuh pelampiasan karena tekanan hidup, dan penonton bisa sepuasnya memaki banci di tv :D

Anita said...

itulah alasannya mengapa saya jarang sekali nonton tv...

Andy MSE said...

sumpah! aku nggak suka banci...

omagus said...

benci banci benci banci benci banci benci banci benci banci..!

endar said...

aku normal dudu banci...

Estiko said...

Aku ra seneng blas maring banci.
Minal Aidzin wal faidzin kang

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!