21 January 2009

Rina

Labels:

"Anakmu cantik Rin?".
Rina tersenyum. Wajahnya nampak kuyu lesu. Kata teman baru kemarin Rina melahirkan. Dan memang jelas sekali di raut wajahnya kelelahan perjuangannya yang terbaur manis dengan senyum kebahagiaan yang luar biasa.

"Anakmu utuh, sempurna.."
Rina tersenyum. Dia tahu maksud perkataanku. Dan dia mengiyakan.

"Iya utuh, sempurna, dan dialah penyempurna hidupku".
***

Solo, Juni 2004
Suara motor menderu sok sangar di luar pondokkan. Kita yang lagi sarapan sontak memaki2 sekenanya. Iwan kawan enumator[pewawancara pada sebuah proyek penelitian], bergegas menjambangi suara berisik itu. Diraihnya helm. Aku mengikuti Iwan. Dan entah kejadian itu cepat sekali. Tidak tahu apa pemicunya. Yang jelas pelipis lelaki itu berdarah. Dan helm iwan jatuh tak jauh dari lelaki yang bocor pelisnya. Ku lihat Rina sesenggukan dan Iwan yang melotot sambil mendorong2 lelaki itu. Teriaknya"Beraninya sama cewek, lawan aku, baj****gan", pukulan mendarat tepat di pelipisnya yang bocor. Riuh pondokkan tempat kami menginap. Pemilik rumah keluar, mencoba membantu aku dan kawan2 yang lain untuk melerai perkelahian yang tak imbang itu. Dan Rina, Rinalah yang berusaha menjadi tameng lelaki itu dari amukan Iwan.

Sejam sebelumnya.
Penelitian jatuh dikota solo. Dan hari ini hari ke empat kita berada dikota yang terkenal akan pasar 'klewer'nya. Pagi itu tumben semuanya bisa bangun pagi termasuk aku. 3 hari sebelumnya kita sempat dihajar oleh kuesioner yang berjibun banyaknya. Ada sekitar 15 kuisioner dengan target responden sebayak 150 orang 12 instansi pemerintah. Dan sukur selesai sebelum deadline. Janji mbak supervisor, kali ini kita semua dibebaskan dari kegiatan. Jadi semua boleh pergi kemanapun. Rencananya aku, Rina dan Iwan mau pergi ke pasar klewer, sekedar nyari kain batik buat oleh orang2 dirumah. Sarapan sudah tersedia, Nasi timlo, sedap gak ketulungan, bikinan si ibu yang punya pondokkan. Semua berkumpul diruang makan, kecuali Rina.

Aku dapati Rina ada diteras depan. Sepertinya dia sedang ngobrol dengan seorang cowok. Mungkin cowoknya ku pikir. Karena Rina sempat bercerita cowoknya kuliah di UNS. Ku urungkan niat mengajak Rina sarapan, sayup terdengar obrolan keduanya nampak terlibat pembicaraan serius. ku tinggalkan Rina dan aku bergabung dengan teman2 yang lain.

Ketika sarapan selsai Rina belum juga muncul. Kasihan pikirku mau jalan2 kalo belum sarapan bisa2 dia pingsan lagi seperti yang sudah2. Aku berjalan menuju ruang tengah tak jauh dari tersa. Dan ku dengar Rina sesenggukan, menangis yang tertahan. Ku tajamkan pendengaranku. Benar Rina menangis. Dan satu kata yang keluar dari mulut cowok itu dan masih terekam jelas dalam ingatan ku. "Dasar perempuan cacat!".

Sontak amarahku tersulut, ku melangkah mendekati teras. Dan ku lihat Rina bergulat dengan si cowok itu. Rina berusaha merebut dompetnya kembali. Cowok itu mengeluarkan kata2 dengan bahasa sunda, tapi dari raut mukanya terlihat cowok itu memaksa Rina melepaskan genggamannya. Dan si cowok menang dikantonginya beberapa uang ratusan ribu dari dompet Rina. Gaji Rina minggu ini.

Ku lerai. Rina berusaha menahan emosiku. Si cowok melangkah pergi sembari ngoceh sendiri dengan bahasa sunda, dan ku lihat seringai tawa yang memuakkan dari wajah cowok itu. Aku berusaha sabar. Ini bukan saat yang tepat, ku ajak Rina masuk ke dalam pondokkan. Dan selang beberapa saat si cowok tak urung pergi, malah menggeber motornya. Sembari mengumpat dengan bahasa sunda. Dan terjadilah insiden cowok itu dengan pelipisnya yang bocor oleh helm Iwan.

3 hari sebelumnya.
Rina biasa gadis berkerudung kelahiran cianjur 24 tahun silam itu biasa disapa. Tubuh kecil tinggi sebahuku. Paras manis dengan kulit kuning terawat. Senyumnya menawan, matanya menghanyutkan Dan lesung pipi menyempurnakan karya-Nya. Rina ramah dengan siapa saja. Dan Rina dekat dengan Iwan, biasanya kalo dah nyampe di separuh malam kedua temenku itu suka curhat2an. yang jelas persahabatan mereka begitu solid sampai ke urusan2 pekerjaan.

Suatu malam Iwan bercerita 1 sekolah dengan 25 respondeng, puskesmas dengan58 responden dan 1 dinas pendidikan dengan 40 responden tatas habis dilahap Rina. "gila gak nyangka, segitu banyak kuesioner dia 'makan' sendirian". Kata iwan.
"Padahal kamu tahu sendirikan kondisinya?". Aku mengangguk.
"salut aku ma dia, cacat dikakinya gak menghalanginya untuk bisa setara hebatnya dengan kita yang utuh..". Tatapan Iwan jauh. Kulihat Rina sedang bercanda dengan anak si empunya pondokkan.
"Gila aku merasa gak enak aja ketika waktu di Blora aku marahin dia karena datang terlambat ke tempat responden..".
"kenapa?", Tanyaku.
"Ya dia komitmen untuk tidak dibedakan dengan yang lain dalam memperlakukannya. Dia nekat naik angkot sendirian ke responden, padahal aku sudah tawarkan bareng sama aku, tapi dia-nya kekeh pingin berangkat sendirian.".
"Ku pikir wajar gadis seperti dia pingin diperlakukan sama seperti kita, ku pikir siapa sih yang mau dikasihani terus menerus dan perlakukan beda, karena cacat sejak lahir". Ujarku.
"Benar juga, tapi aku lebih salut lagi sama mas Joko, kamu ingat kan Joko, timnya mas Hendra?"
"Iya ingat, kenapa?"
"Dia suka tuh sama Rina?"
"Sejak Kapan?"
"Sejak pelatihan dulu?"
"O iya??"
"Yup, kata mas joko, rina itu.."
Dan semalam suntuk aku ngobrol dengan Iwan. Sebelum besoknya berangkat menuju Solo.

Cianjur, 23 tahun yang lalu.
Seorang ibu panik, demam anak permpuannya semakin parah. Kompres dan obat dari puskesmas tak urung meredakan panas di tubuh anak perempuan itu. Melihat anak permepuan mereka mulai kejang2 segera mereka bergegas menuju rumah sakit terdekat.

Sesampenya disana, bukannya segera ditolong, anak perempuan itu dipaksa menunggu dokter karena baru makan malam selesai praktek. Jelas, si bapak mencak2. Selang beberapa jam, si anak perempuan itu sudah tenang, erang tangisnya mulai terkatup oleh lelapnya. Pulas tertidur dipangkuan ibunya.

Dan malam itu adalah malam penyesalan yang tak berujung. Si anak perempuan di vonis polio, dan mal praktek dokter menjadi sumbang sih cacat kaki Rina. Kaki Rina tidak sama besar, kaki kirinya lebih kecil daripada kaki kanannya. Namun Rina sudah tidak bergantung lagi dengan penopang tubuh. Walopun harus berjingkat2 ketika dia jalan.

"Aku lebih pede kayak gini, ketimbang pake penopang, kayak pesakitan. Dan aku sama dengan yang lain, jadi perlakukan aku seutuhnya.."

Jogja. 2009

35 comments:

Anonymous said...

Pertamaxxxxxx...
salam kenal ya..
ini cerpen ya.heheee

Anonymous said...

qwaah,...ko dokternya gitu amat ya???

Anonymous said...

ini kisah nyata apa cerpen mas???

Senoaji said...

@debrian:cerpen bukan yaa... kalo aku sebut corat coret celoteh... heheheheheh lam kenal juga

brigadista:apa yang aku tulis disini, 80% apa yang aku alami dan aku lihat, selebihnya aku racik lagi biar enak dibaca[semoga] tanpa harus mengurangi substansinya. pembelajaran buatku. dan semoga buat kita semua. amin. makasih... buat singkongnya.. kriuk! lah kok malah sandal jepit yang ku gigit! wkwkwkwkwkwk

Anonymous said...

wah... ini mah cerpen... panjang benerr.... hehe...

DavidMIqbal said...

cerita asli y....agak bingung juga y ceritanya,baca lagi ah

Anonymous said...

baca sambil merembes air mata...jadi terharu mas...btw ini kisah nyata or hanya cerpen ya...salut sama jeng Rina...zie jd malu sering berkeluh kesah dgn apa yg telah Allah SWT beri

Anonymous said...

tp bersyukur smg Rina yunior nanti semangat juangnya spt bundanya ya

FATAMORGANA said...

kereeen..ada flashbacknya nih cerita. salut deh!

Anonymous said...

Kisah yang menarik nie mas..
Btw, suaminya Rina atau ayah penyempurna hidup Rina tuh siapa ya? Apa dengan Mas Joko?

Susy Ella said...

mmmmmm.....alurnya kayaknya bolak balik yaaa (hehehhe sok jadi ahli sastra)....

ending-nya gimana?

gw sebel pas kejadian dia ma cowoknya....sumpah..pengen gw hajar tu cowok eh banci!!!

Anonymous said...

polio memang masih menjadi momok yang menakutkan, dan si cowok itu hajar aja, aku dukung Iwan... kalo perlu tabrak aja pake motor, mosok cuma pake helm..., dasar anj*ng...

huh...

Senoaji said...

@lyla:iya ya seharusnya kalo cerpen kan kudunya pendek...wkwkwkwkwkkwkwk..

@david:met membaca lagi wkwkwkwkwkwkwk...

@zie zie veteriner:nyata mbak... cuman nama aslinya aku samarkan... pembelajaran buat aku juga mbak

@riema ziezie:yup semoga

@fatamorgana:makasih mbak... cerpen2 mbak juga keyeenn...

@wendra wijaya:yup mas joko, dan mereka masih menyimpan puisi yang aku buat [hehehehe narsis], mas joko minta dibikinin puisi buat mewakili isi hatinya. karena terus terang dia gak bisa, jadi aku buatin. dan menurutku proses kisah cinta mereka sangat romantis sampai ke jenjang pernikahan. Dan Rina tetap menjadi perempuan mandiri sampe sekarang.

ehhh... gorengannya abisa tadi dikasih singkong goreng ma mas brigadista dah habis tuh wkwkwkwkwk

@susy ella:yup... mbak baru baca, coba kalo pas kejadian...gitu...

Abu Kila said...

wah mas, ini asli apa fiksi neh?
tapi bener deh pengaturan waktunya bagus bangets deh... keren abis, jadi malu dengan tulisanku yg gak ada apa-apanya..heheheh

Anonymous said...

postingan yang panjang... hmmm mas berapa no HP Rina?
lho kok?

Cebong Ipiet said...

hmmm hmmm... mbak rina...di posting ini loh ama mas seno...
royalti nih mbak xixiixixixix
semoga kita menilai orang bukan dari fisik, warna kulit, rupa, pangkat, dll dsb dst tapi dari perbuatannya

Senoaji said...

@agus irwanto:halah mas agus ini...aku juga lagi belajar... wkwkwkwkwkwkwkwkwk...

@else:wah kepanjangan yak...duh gimana dung...maafkan maafkan maafkan..hp rina[bukan nama aslinya] wkwkwkwkwk rahasia dung

@cebong ipiet:aetuju banget...terimakasih untuk kunjungannya mbak ebong kikikikikikiiiikikk

Anonymous said...

Gggggggggrrrrrrrrrrrrrrrrr...... $#@&*^%(@%^&)

Fei said...

cuma bisa diem, gak bisa komentar.
topiknya sederhana, tapi penuturannya membuat cerita ini jadi berbeda.

lah, katanya gak bia komentar....duh, nervous tahu..duh piye, keren banget ih..

thanks dah mampir, ke tempat gue, nanti akan gue coba dengan kelamin gue, hehehehehehehe....

awie said...

keuuuuuuuuuuuuuuren banet mas ok deh

trijatapatricia said...

aku enggak tahu harus komen apa,
eeeemmmmmm......aku juga punya beberapa temen yang difabel(seperti mbak rina, ups bukan nama sebenarnya), tapi tetap punya semangat juang tinggi dan sukses !

semoga mbak rina (bukan nama sebenarnya) menjadi...!

NB "thanks coment nya"

Anonymous said...

waduh panjang juga ya,hehehe.
silahturahmi aja deh. :D

Anonymous said...

Komen lagi aaah,.. sambil ngabsenin yang baru dateng,..!!

Anonymous said...

Cerita lama nih...
tp oke jg cara bertuturnya...
ajarin dung......

Anonymous said...

kayanya ini bukan sekedar corat coret, celoteh atau sejenisnya :D

tapi saya liat malah kepedulian kang senoaji yang salut dengan ketegaran seorang wanita :D

karena saya pun sebenarnya salut wanita tersebut karena cerita kang senoaji, tapi lebih salut dengan nyang posting dan mau berbagi dengan orang seperti saya yang masih kuper dalam pergaulan ;)

numpang gaul disini kang :D

Senoaji said...

@itempoeti:grrrrrr juga

@faizz:makasih atas kunjungannya, semoga segera ketemu cinta sejatinya

@awie:makasih...mas..

@trijatapatricia:kadang memang kitayang utuh harus belajar dari mereka yang mendapatkan kesempurnaan dengan cara lain

@soerdjak:makasih mas...atas kunjungannya...ntar saya main lagi..

@brigadista:udah pada ambil seneknya masing2, wkwkwkwkwkwkwk

@Sang Penyamun 220109:makasih mas...ntar belajar kelompk bareng2 aja

@gdenarayana:makasih mas...

makasih semuaaa...

Omadi Jaya said...

Waduh aku taK meNgerti.. Tapi ceritanya mantep Bro...

Wah gawat Prut gw sakit...!!! Langsung Kabur ahh....

Hmm.. gak jadi ah.. baca lagi aja ah.. Boleh kan..??

ebenk789
berbagi itu indah

Permadina Kanah Arieska said...

EMMM...YAYAYAYAYAYA....

Anonymous said...

Yup....perlakukan lah Rina sebagaimana kita memperlakukan orang lain...

beda itu istimewa....

Btw, alur mundur nie... agak gak nyambung baca pertama kali, pas kedua mulai mudeng deh... hehehe,, ceritanya bagus nie..

Salam kenal yah ^_^

Senoaji said...

@omadi jaya:wkwkwkwkwkwkwk...mas lucu wkwkwkwkwkwkwk

@kana sangoutlier:YAYAYAYAYAYAYA...EMEMEMEEME
wkwkwkwkwkwkwkk

@blagabloger:makasih ya....lam kenal juga

namaku wendy said...

trully..gak baca cerpennya langsung komen kekeke begitu liat judulnya rina koq tiba2 jadi inget ma rini temen smpku yah *tepok jidat* wis ah..baca sik:p

Anonymous said...

wahh..
keren2 nih mas tulisannya..bisa dikirim kemajalah juga nihhh...
buatku panjang ngga masalah yang penting critanya bagus n enak dibaca..karena aku memang hobby baca he..he..

Anonymous said...

om, mending dibikin cerpen ajah skalian kan biar lebih mantab

Obat Wasir said...

obat kutil kelamin

Unknown said...

obat kutil di kemaluan cara menghilangkan kutil di kemaluan kutil kelamin obat kutil kelamin kanker kanker leher dan kepala kanker laring kanker tonsil amandel kanker nasofaring vulva terkena kanker indung telur terkena kanker kanker rahim makanan dan kanker kanker vulva kanker kerongkongan esophageal cancer kanker indung telur kanker rahim kanker testis buah zakar kanker indung telur9 paget pada puting susu kanker vulva kanker indung telur kanker rahim obat leukemia kanker tiroid kanker anus kanker paru obat kanker serviks leher rahim"

Post a Comment

Jan-jan e ngene lho..

KHILAF ITU INDAH

Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.

Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.

PREKMATANE!

Tentang

My photo
Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji

Lagi Pipis

Lagi Pipis
ANTRI DONG!!