Dibalik teropong kamera ini. Ku lihat wajahmu muram. Gelisah tak tentu arah. Mencari celah-celah ternyaman disela hiruk pikuk tamu yang memberi selamat untuk pernikahanmu. Ini tidak disengaja. Aku disini bukan untuk mengabadikan masa lalu. Tapi merekam jejak terakhirmu melepas statusmu. Dan aku dibayar. Aku bekerja. Bukan untuk menyimak kembali sepotong cita-cita yang pernah kita lontarkan bersama. Nikah!
Mungkin masa itu sudah lama terkubur membusuk dalam jangka loncatan sel otak memori. Tapi sekilas menajam kembali ketika bersentuhan dengan sesuatu yang disebut kata janjia mati untuk hidup bersama.
Yah, ini bukan deskripsi tentang pengingkaran atau lepas kendalinya sebuah kesempurnaan yang berujung moksa masing-masing. Tapi ini sesederhana menebak waktu yang melangkah tiap detiknya. Waktu memang punya cara sendiri melakoni cerita-ceritanya. Dan semudah menghapuskan jejak detik terakhir, menimpanya dengan detak jarum waktu yang baru.
Kamu menjadi ratu sejagad semalam. Bersanding lembayung molek segenap aksesoris keindahan bumi. Cantikmu tak terberai. Harum tubuhmu masih seperti yang dulu. Dan ini akan menjadi pembunuhan paling biadab ketika sesekali kamu melempar senyum satir ke arah kamera dan mataku.
Fokus lensa tak berubah merekam detail pergerakan lakumu menjambangi pesta itu. Mungkin aku saja yang tak kuasa membelah diri antara emosi dan profesi. 1 kaset ini habis untuk melukis wajahmu digulungan pitanya.
3 jam sudah larutan kasmaran yang absurd mencincang sadis gejolak angan. Terpontang-panting antara kebutuhan stock gambar dan melumerkan emosi yang terkalang profesi. Lelah juga, ku bereskan perlengkapan dan alat perekamku. Ku kemas rapi ketempatnya. Dan siap ku beranjak pergi. Namun.. sapaan lembut menahanku. Ku menoleh ke arah suara itu.
"Terimakasih.."
05 August 2011
Rekam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Business
Cerita Bergendut
Efek Kaca Pada Rumah
FIKSI BATINIAH (Sebuah Cerpen)
Frank Sinatra Closet
jejak mungil
make money
Mendulang
Moonlight Serenade
Online Options
Opinionase
PIALA DIGILIR
Reswara Silmi Wicaksono MERDEKA BUNG
Reswaraku
Reviews
RUANG KOSONG
sementara stresss dulu
The Backdoor Room
The Cinema Room
The Download Room
The Radio Room
The Reads Room
The Rooms
wawawu
wawawuwiwowa
KHILAF ITU INDAH
Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.
Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.
PREKMATANE!
Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.
PREKMATANE!
Tentang
- Senoaji
- Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji
8 comments:
ndak ngerti.. :-/
ucapan "terimakasih" dari yg spesial..
keikhlasan melihat dia bahagia.. adalah tindakan ksatria cinta wkwkwkw...
keren kan komen ane =))
gak pake salam tempel..?
wawawww keren tuh mas cerpen nya, sayangnye ane kaga gitu ngerti arti dan maksudnya..
Salam kenal ya mas seno...
@omagus
ora =))
@Senoaji riplei yang aneh, tapi yoben wae lah inovasi sing apik
Dari yang saya baca dan saya tangkap, yang jadi penganti itu mantan anda ya? dan anda menjadi cameraman. (maaf jika saya salah)
Cerita yang bagus harus memutar otak untuk memahaminya.
halaahh...kok ga mudeng, mungkin saya sedang lemot :D
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Jan-jan e ngene lho..