Tiba-tiba hujan turun tanpa intro. Orang-orang berhamburan berteduh menyelamatkan diri. Bukan takut mati tertimpa bulir hujan, namun takut bulir hujan berakibat matinya identitas diri. Semua aman, kecuali dia. Ya dia yang diam menggigil di emperan toko. Toleh ke penjuru arah mencari penyelamat.
Dingin tak kunjung bersembunyi. Menelisik disela kain-kain dan menggoda pori-pori untuk ejakulasi.
Dimana ada penyelamat yang mungkin tiba. Membungkus tubuhnya dengan jaket tebal dan pelukkan mesra menghangatkan.
Dimana ada penyelamat ketika air dikubangan terkoyak roda jalanan. Dan berhamburan menerjang tubuhnya. Dimana ada penyelamat yang berani mengusir bulir pasir dari kelopak matanya yang memerah perih.
Dan dimana ada penyelamat yang berdiri ngoceh disampingnya, bicara tentang astronomi tertutup mendung dan cerewet soal mobilisasi alam yang tak beraturan. Buat dia, itu penyelamatnya untuk tidak terlelap dalam pelukkan beton keras emperan toko.
Lalu ada dimana penyelamat itu? Pikirnya? Atau pikirku?
Yang aku tau dia cantik mempesona. Entah dia terusik gejala meriang atau tidak. Yang pasti cantiknya original tak mudah luntur hanya karena musamnya muka yang terkecoh alam.
Lalu kenapa aku hanya terdiam tak berrevolusi. Nasib ini kodrat ini sebagai lelaki yang butuh afeksi seharusnya lah situasi ini bisa terkondisi.
Ku lepas jaketku dan ku berlari menembus hujan. Menyibak bulir-bulirannya. Melompati genangan. Mengelak loncatan partikel debu dan air comberan. Dan lepas dari jeratan orang jalanan yang teriak belingsatan. Target sudah terkunci, dia didepan sana menungguku tanpa hiraukan gemuruh tulangku yang menghatam bumi, terpeleset kaleng soda. Biadab! Inilah aku untuk si dia. Datang sebagai si penyelamat.
"Jadi mas-nya mau sidang atau diselesaikan disini?!"
"nganu pak.."
08 October 2012
Replika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Business
Cerita Bergendut
Efek Kaca Pada Rumah
FIKSI BATINIAH (Sebuah Cerpen)
Frank Sinatra Closet
jejak mungil
make money
Mendulang
Moonlight Serenade
Online Options
Opinionase
PIALA DIGILIR
Reswara Silmi Wicaksono MERDEKA BUNG
Reswaraku
Reviews
RUANG KOSONG
sementara stresss dulu
The Backdoor Room
The Cinema Room
The Download Room
The Radio Room
The Reads Room
The Rooms
wawawu
wawawuwiwowa
KHILAF ITU INDAH
Jangan pernah takut untuk menulis. Jangan pernah merasa tidak bebas menulis. Jangan pernah merasa tulisanmu itu tidak lebih baik dari tulisan siapapun. Jangan pernah dipenjara oleh ketidakmampuan. Jangan pernah merasa tulisanmu tidak layak. Dan jangan pernah berhenti untuk menulis lebih baik menurut ukuranmu.
Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.
PREKMATANE!
Apapun aksara dan kata yang kamu toreh. Kamu telah menulis kalimat indah dalam hidupmu. Kelak menjadi cerita, dongeng atau mitos tentang keberadaanmu, karena kamu menulis.
PREKMATANE!
Tentang
- Senoaji
- Aku adalah seekor manusia. Dan Selalu ada saat yang tepat untuk menjadi Raja di Kerajaan sendiri. Senoaji
10 comments:
selesaikan disini (ngarep)
keren bahasanya gan.. hujan tanpa intro.. inspiratif banget,,,
ahh.. kontras banget kata-kata di atasnya sama endingnya.. :D hahahha..
keren banget kata-katanya.. penuh makna. lho? akhirnya kok gitu? hmm..
artikel yang sangat apik , saya harus belajar banyak ke anda, bisa kah anda mengunjungi blog saya untuk belajar lebih lanjut ??
salam kenal mas bro, minta backlinknya ya :D, saya tunggu kunjungan baliknya :D
salam kenal mas
hmm,awal sama ending , keren deh ceritnya
sipp bner2 oke deh
seng komen neng kene kok bakul kabeh yo mas ??? =)) =))
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Post a Comment
Jan-jan e ngene lho..